Jumat, 15 April 2016

Secret Admirer

"Sejak embun pagi meneteskan titik air di alas daun, dan denting piano mulai berbunyi. Sejak itulah aku mengenal dirimu, dan aku bertanya-tanya siapa dirimu?"

Hari itu, hari dimana pertama kali aku mengenal dirimu, hari dimana aku mulai bertanya siapa dirimu? Dan sejak hari itu aku mulai menyukaimu. Hari demi hari kulalui dengan menatap matamu, ya, walau dari kejauhan itu sudah cukup menghilangkan rasa gelisah di dalam jiwa ini. Rasa gelisah yang amat mendalam dalam lubuk hatiku. Entah kenapa, ada apa dengan hatiku? Kenapa? Kenapa dia membuat aku selalu beetanya-tanya?

Ternyata rasa penasaran ku ini berubah menjadi perasaan yang tak ingin terjadi, tapi hatiku ini terlalu memaksa. Memaksa untuk memberi tahu, kalau perasaan ku ini sangatlah aneh. Perasaan yang tulus dari hati ini. Tapi apakah mampu aku mengatakannya? Sedangkan diriku tak se-sempurna dirimu, tak se-sempurna gadis lain, dan tak ada apa-apanya dimatamu.

Lalu, aku selalu bertanya. "Apa yang membuat perasaanku jadi begini? Rasanya ada yang janggal di dalam hati ini ketika melihat dirimu?". Pertanyaan itu yang selalu terbayang di benakku. Yang aku tahu jelas kau terlihat berbeda, dan kau sempurna dimataku.

Hati yang tak bernyali ini, bibir yang bungkam ini. Menjadi saksi bisu atas perasaanku ini, entah bagaimana aku harus mengatakannya, dan bagaimana engkau akan tau semua ini. Tau jika aku sangat-saaangat menyukaimu. Lebih dari sekedar suka, teman, dan ini tentang "pengagum rahasia" yang selalu bahagia melihat kau tersenyum tanpa perlu kau balas apa-apa. Yang mudah sedih saat kau tertawa dengan orang yang aku takuti bahwa kau mencintai orang itu.

Hanya doa yang ku kirim kepada tuhan, yang ku bisikkan setiap malam. Agar tuhan menyampaikan rasa ku padamu. Semoga.